Ketiga hal ini merupakan Anugrah yang terindah dalam kehidupan didunia. Terkadang manusia terjebak dalam kehidupan hanya untuk mencari ketiganya ini.
Seperti biasa, jatuhnya kehormatan
manusia yang mengklaim diri sebagai makhluk paling mulia justru tidak
jauh dari kasus klasik yang mencakup 3 hal : harta, tahta, wanita.
Kemuliaan manusia bukan diukur karena punya akal budi. Tetap saja ukuran
kemuliaan adalah perbuatan kita sendiri, terutama perbuatan kepada
sesama. Akal budi dapat membawa manusia kepada kemuliaan hidup di dunia
maupun di kelak setelah ajal. Sebaliknya oleh akal budi pula manusia
bisa menjadi makhluk paling hina di planet bumi ini. Akal budi bisa
merencanakan memanifestasikan nafsu/hawa negatif, sebaliknya bisa pula
mendukung artikulasi hawa positif.
Untuk membangun sikap eling dan waspada, terutama difokuskan pada 3 hal yang paling krusial yakni : harta, tahta, wanita. Semua itu bagaikan anugrah “permata” dunia, namun bila kita tidak hati-hati serta eling dan waspada akan menjadi salah kelola dan berubah menjadi malapetaka bagi kehidupan manusia. Ketiganya dapat menjadi anugrah madune jagad,
dengan syarat bila kita mampu mengelola dengan sebaik-baiknya.
Sebaliknya bila gagal mengelola dengan baik dan cara yang tepat akan
menjadi malapetaka paling dahsyat di muka bumi.
Tahta bisa membuat seseorang gila,
membunuh, menghancurkan. Ratusan caleg gagal lalu mengalami stress,
gila, bunuh diri, terlibat kasus uang panas, semua karena demi mengejar
kekuasaan dan uang. Yang berhasil menjadi wakil rakyat, banyak yang
singgah di “Hotel” Prodeo gara-gara harta. Banyak pula pemimpin negara
yang jatuh gara-gara masalah skandal seks. Banyak pengalaman bisa
dijadikan pelajaran berharga, namun nafsu manusia selamanya tak pernah
kunjung padam. Latihan mengendalikan nafsu negatif, belajar bersabar,
belajar ikhlas adalah mata kuliah manusia yang tak pernah usai sepanjang
ia masih dibalut raga.
0 komentar:
Post a Comment